Disuatu senja, saya mulai berfikir. Apa yang telah saya
lakukan atau yang akan saya lakukan. Saya pernah merasa saya adalah orang
paling menderita di dunia, saya juga merasa saya adalah orang paling bahagia di
dunia. Terkadang saya setuju bahwa hidup ini pilihan, namun beberapa hal dalam
hidup tidak dapat saya pilih. Saya tidak bisa memilih dimana saya dilahirkan,
oleh siapa saya dilahirkan dan kapan saya mati nanti.
Sering kali saya melihat kehidupan orang lain. Sepertinya
mereka sangat bahagia. Mereka memiliki banyak hal yang tidak saya miliki.
Mereka dapat melakukan kegiatan yang tidak dapat saya lakukan. “Saya ingin
seperti mereka.” seketika saya berfikir demikian. Lalu, jika saya berfikir seperti
itu, apakah mungkin mereka tidak berfikir hal serupa? Pada dasarnya manusia itu
sama, melihat rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput dirumahnya.
Saya yang menginginkan kehidupan orang lain seakan menjadi
bukti bahwa manusia tidaklah sempurna. Kita membutuhkan orang lain untuk saling
melengkapi kehidupan. Banyak orang berkata “Jangan berteman dengannya, dia
jelek, dia egois, dia miskin, dia…., dia….”. Apa alasan kita menjauhinya?
Bukannya kita juga seperti mereka, tidak sempurna. Mencoba memahami dan
mengingat bahwa ada hal yang tidak bisa
kita pilih.
Mengapa kita tidak bisa memilih hal-hal tersebut? Karena
kita hanyalah makhluk ciptaan Tuhan. Pencipta alam semesta yang begitu sempurna.
Manusia bagaikan butiran debu dihadapannya. Segala sesuatu yang tidak bisa kita
pilih adalah kehendak-Nya. Lantas mengapa kita masih saja mempermasalahkan apa
yang telah menjadi kehendak-Nya? Apa mungkin kita yang kecil ini melawan-Nya. Bersyukur,
ikhlas dan sabar. Semua akan indah pada waktunya.